Minyak Dunia Lagi Mager, Yes! Harga BBM Bisa Turun Nih

Jakarta, RMOL.CO – Harga bahan bakar minyak (BBM) bisa turun karena rata-rata harga minyak dunia yang stagnan dalam dua bulan terakhir kala rupiah yang menguat.

Merujuk Refinitif, rata-rata harga minyak Brent pada dua bulan terakhir (Maret-April 2023) sebesar US$81,38 per barel.Harga tersebut stagnan dibandingkan pada 2 bulan sebelumnya(Februari-Maret 2023) adalah sebesar US$ 81,37/barel.

Rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (Maret-April 2023) adalah US$76,47 per barel. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan pada 2 bulan sebelumnya (Februari-Maret 2023) adalah sebesar US$ 75,1/barel.

Pada waktu yang sama nilai rupiah terhadap dolar lebih rendah pada dua bulan terakhir (Maret-April 2023) sebesar Rp15.082/1US$ dibandingkan dua bulan sebelumnya(Februari-Maret 2023) yakni Rp15.209/1US$.

Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.

Sebagai catatan, PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian BBM non subsidi berlaku efektif pada 1 April 2023 yakni Pertamax Turbo (RON 98).

Namun, ada juga dua jenis Solar non subsidi yakni Dexlite dan Pertamina DEX yang ikut mengalami penurunan harga.

Pertamina membanderol harga BBM jenis Pertamax Turbo turun menjadi Rp 15.000 per liter, sebelumnya Rp 15.100 per liter. Sementraa BBM jenis Pertamax (RON 92) tidak naik.

Adapun harga BBM jenis Dexlite menjadi Rp 14.250 per liter dari yang sebelumnya Rp 14.950 per liter. Pertamina Dex juga turun menjadi Rp 15.400 per liter dari yang sebelumnya Rp 15.850 per liter.

Mengutip data Refinitiv pukul 15:30 WIB, minyak jenis Brent menguat 0,4% ke US$ 78/barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,23% ke US$ 74,5/barel.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]