Polisi Sebut Andi Pangerang Ancam Muhammadiyah Usai Lelah Diskusi

Polisi Sebut Andi Pangerang Ancam Muhammadiyah Usai Lelah Diskusi –
Jakarta, RMOL —
Bareskrim Polri menyebut Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin (APH) melontarkan pernyataan ancaman terhadap Muhammadiyah karena didasari rasa emosi.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengatakan Andi Pangerang Hasanuddin emosi karena diskusi mengenai penetapan Idulfitri tak kunjung usai.
“Nah yang bersangkutan menyatakan pada saat menyampaikan hal tersebut (halal darah Muhammadiyah), tercapailah titik lelahnya dia, kemudian dia emosi karena ini kok diskusinya enggak selesai-selesai, akhirnya emosi dan terucaplah kalimat kata-kata tersebut,” ucap Adi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/5).
Adi juga mengatakan Andi Pangerang Hasanuddin melayangkan komentar itu dalam keadaan sadar dan tidak terpengaruh minuman beralkohol.
Sejauh ini, Andi Pangerang Hasanuddin telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia pun telah resmi ditahan Bareskrim Polri per hari ini.
Ia terancam dikenakan Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45A ayat (2) dan/atau pasal 29 jo pasal 45B Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Dia diproses hukum usai dilaporkan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ke Bareskrim Polri buntut komentar ‘halalkan darah semua Muhammadiyah’.
Komentar Andi yang bernada ancaman pembunuhan terkait perbedaan metode penetapan hari lebaran 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah menjadi viral.
Dalam komentarnya, Andi menulis “Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,”
Dia mengakui Muhammadiyah sebagai saudara seiman dan rekan diskusi keilmuan dengan BRIN. Namun ia menilai, BRIN kini sudah menganggap jemaah Muhammadiyah sebagai musuh dalam hal keilmuan progresif, termasuk dalam perbedaan penetapan hari Idulfitri 1444 Hijriah.
“Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?”
(mrh/bmw)