rmolFinance

Mantap! BUMI Punya Ambisi Perluas Bisnis Non Batu Bara

Mantap! BUMI Punya Ambisi Perluas Bisnis Non Batu Bara –Mantap BUMI Punya Ambisi Perluas Bisnis Non Batu Bara 4822596.

Jakarta, RMOL.CO – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) secara konsisten terus melakukan diversifikasi usaha untuk memperluas jangkauan bisnisnya. Bahkan, diversifikasi juga terus berlanjut dilakukan di segmen bisnis non-batu bara.

“Ambisi kami di masa depan lebih sejalan dengan investasi pada aset non-batubara dan proyek hilirisasi batubara wajib,” ujar Direktur dan Sekretaris BUMI Dileep Srivastava kepada RMOL.CO belum lama ini.

Dalam laporan terbaru BUMI di kuartal 1-2023, tercatat saat ini BUMI memiliki beberapa segmen bisnis utama tambang. Pertama, segmen batu bara, minyak, dan gas. Lalu yang kedua adalah segmen non coal yang meliputi penambangan mineral seperti emas, Zinc, dan Timbal.

Untuk segmen batu bara, minyak, dan gas, BUMI memiliki beberapa anak perusahaan dengan struktur kepemilikan saham mayoritas. Contohnya saja PT Arutmin Indonesia (90%) dan PT Kaltim Prima Coal atau KPC (51%) dengan total kapasitas produksi 80 juta-90 jutaan ton per tahun.

Selain itu ada juga Indocoal Resources (Cayman) Ltd (70%), IndoCoal KPC Resources (Cayman) Ltd (51%), Darma Henwa yang berstatus sebagai perusahaan kontrak (23.17%), PT Pendopo Energi Batubara (PEB) yang masih dalam tahap eksplorasi (84.40%), dan Gallo Oil yang saat ini juga masih dalam tahap eksplorasi (100%).

Sedangkan pada segmen non batu bara, BUMI memiliki anak perusahaan bernama PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang merupakan entitas terdaftar dengan fokus eksklusif pada industri tambang emas dan mineral logam. Sekitar 20% saham BRMS saat ini dipegang oleh BUMI.

Sepanjang tiga bulan pertama 2023, produksi emas BRMS naik 92% menjadi sebesar 79 kg dari sebelumnya hanya 41 kg di periode yang sama tahun lalu.

Masih di segmen non batu-bara, ada juga anak usaha BRMS, yaitu PT Citra Palu Minerals yang saat ini sekitar 96, 97% sahamnya dimiliki BUMI. BRMS kini mengoperasikan cadangan mineral sebesar 22 juta ton bijih dan sumber daya mineral sebesar 28 juta ton bijih, dengan rata-rata kandungan emas 2,4 gram per ton di Palu.

Selanjutnya, ada PT Gorontalo Minerals (GM) yang 80% sahamnya dimiliki oleh BUMI. Dan yang terakhir ada Dairi Prima Minerals yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi mineral zinc dan timbal. BUMI sendiri memiliki 49% saham di perusahaan ini.

Saat ini, kata Dileep, BUMI sedang mengupayakan operasi batu bara yang lebih efisien sehingga kelebihan kas untuk pengembangan aset non-batubara. Selain itu, Emiten milik Grup Bakrie dan Grup Salim itu juga bakal melihat potensi di sektor energi bersih.

“Kami mencoba untuk melihat, apa yang bisa kami lakukan melalui proyek-proyek dalam bidang diversifikasi hybrid batu bara atau non-batu bara,” kata Dileep.

Sebagai informasi, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$ 8,53 miliar atau Rp128,5 triliun, naik 57% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 5,41 juta. Pencapaian ini juga merupakan yang tertinggi perusahaan.

Perusahaan juga berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih. Mengutip laporan kinerja keuangan BUMI tahun 2022 pada Selasa (28/3/2023), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 525,27 juta atau meningkat 212,64% dari tahun 2021 senilai US$ 168,01 juta.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?

(dpu/dpu)


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button