Business

Ulah Eropa! Harga Batu Bara Sepekan Melemah ke Level US$ 160

Ulah Eropa! Harga Batu Bara Sepekan Melemah ke Level US$ 160 –Ulah Eropa Harga Batu Bara Sepekan Melemah ke Level US 8185961.

Jakarta, RMOL – Harga batu bara ditutup menguat 1,17% pada perdagangan Jumat (12/5/2023) di level US164,90 per ton pada Ice Newcastle Coal. Namun dalam sepekan harga batu bara terkoreksi hingga 2,80%.

Harga batu bara berada di bawah tekanan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kenaikan suhu, pembangkitan angin yang kuat, serta peningkatan stok dan tren penurunan di pasar gas dan listrik. Periode cuaca musim semi yang sejuk dengan konsumsi yang berkurang berlanjut di Eropa, dengan berakhirnya musim panas dan panasnya saat musim panas, yang berkontribusi pada permintaan AC, belum tiba. Akibatnya, beberapa negara Eropa melihat kasus baru harga listrik dalam kontrak sehari-hari turun ke angka negatif.

Harga gas di hub TTF turun menjadi US$420,3/1.000 m3. Eropa terus membangun cadangan gas karena pasokan gas pipa dan LNG yang stabil. Tingkat persediaan gas saat ini hanya di atas 60%. Stok batubara di terminal ARA naik menjadi 6,9 juta ton.

Permintaan juga diredam dari India, di mana produksi dalam negeri diperkirakan akan meningkat, sementara konsumsi menurun seiring meredanya gelombang panas.

Di Cina, harga spot batu bara termal untuk 5.500 NAR di pelabuhan Qinhuangdao turun tipis US$2 per ton menjadi US$145 per ton, mengikuti hari libur nasional (Hari Buruh), dari 29 April hingga 3 Mei, dan penangguhan aktivitas perdagangan pada waktu itu .

5.900 GAR batu bara termal Indonesia mencapai total US$120 per ton, menguat karena meningkatnya minat dari negara-negara Asia dan berkurangnya pasokan di pasar spot, akibat hujan lebat yang memperlambat operasi produksi dan transportasi.

Selain itu, Badan Usaha Milik Negara PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan force majeure pada pengiriman batu bara akibat anjloknya gerbong akibat longsoran lumpur. PTBA mengatakan belum memuat batu bara dengan kereta api sejak 28 April. PTBA telah kehilangan pengiriman sekitar 1 juta pada bulan April dan Mei. Insiden ini dapat berdampak negatif terhadap rencana produksi PTBA sebanyak 41 juta ton dan pengiriman kereta api sebanyak 32 juta ton untuk tahun 2023.

Pada tanggal 27 April 2023, Bank Dunia menyajikan perkiraan yang menunjukkan bahwa harga batu bara Australia mungkin rata-rata US$200 per ton pada tahun 2023 dan US$155 per ton pada tahun 2024, terutama karena peningkatan konsumsi LNG di Eropa dan peningkatan produksi di Tiongkok dan India.

Harga batu bara metalurgi Australia berdiri di level US$235 per ton. Pelaku pasar mengambil pendekatan wait and see hingga akhir liburan akhir pekan di China, di mana sekitar 30 pabrik baja dijadwalkan melakukan pemeliharaan teknis, yang akan berlangsung hingga akhir Mei.

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan RMOL Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Pekan Pertama di 2023, Harga Batu Bara Ambrol 5% Lebih

(saw/saw)


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button