Shell Buka Peluang Cuan dari Bisnis SPBU, Modal Mulai Rp1,5 Miliar

Shell Buka Peluang Cuan dari Bisnis SPBU, Modal Mulai Rp1,5 Miliar –
Jakarta, RMOL —
PT Shell Indonesia membuka peluang usaha melalui program kemitraan dealer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Dalam program itu, pengusaha bisa memiliki dan mengelola SPBU bersama dengan perusahaan sebagai mitra bisnis.
“Sejak 2016, kurang lebih, kami membuka kesempatan untuk kemitraan dengan pengusaha-pengusaha lokal yang ingin punya dan mengoperasikan SPBU Shell. Kami tidak hanya fokus di kota besar tetapi juga masuk ke kota lapis kedua,” ujar Head of Dealer Owned Network Shell Indonesia Agung Saputra di Jakarta, Selasa (16/5).
Saat ini, perusahaan memiliki dua model kemitraan SPBU yaitu konvensional dan modular.
SPBU konvensional biasanya berada di kota besar dengan biaya investasi sekitar Rp3,5 miliar hingga Rp5,5 miliar. Besaran investasi tergantung pada luas area dan bangunan.
Luas SPBU konvensional berkisar 1.200-2.000 meter persegi dengan lebar 25 meter. Kapasitas volume SPBU sekitar 10 kl hingga 20 kl per hari untuk melayani pengunjung 400 hingga 600 kendaraan per hari.
Sementara, SPBU modular dikhususkan bagi kota lapis kedua dengan nilai investasi sekitar Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Spesifikasinya SPBU ini lebih kecil dibandingkan konvensional dengan luas area 1.000 hingga 1.200 meter persegi dan lebar depan minimal 25 m, serta ukuran kontainer 20 feet.
Kemudian kapasitas volume SPBU modular sekitar 4 kl – 9 kl per hari untuk melayani 150 hingga 250 kendaraan per hari.
“SPBU modular juga harus memenuhi standar keamanan tersertifikasi internasional UL 2085 dan UL142,” ujar Agung.
Dalam kedua skema tersebut Shell memberikan sejumlah dukungan kepada mitra SPBU. Mulai dari pemilihan, perencanaan, dan bantuan teknis perizinan lokasi SPBU; persiapan pengadaan bahan bakar dan pembangunan SPBU; fasilitas pendukung berupa alat pengisian BBM; pelatihan awal serta persiapan pembukaan SPBU; hingga implementasi standar operasional SPBU dan pemasaran.
Syarat untuk menjadi mitra perusahaan adalah memiliki badan usaha dalam bentuk perseroan terbatas (PT), memiliki plot tanah dengan luas minimal 1.000 meter persegi dengan lebar minimal 25 meter, dan bersedia mengikuti dan mematuhi standar operasional yang tercantum di RSA.
“Kami membuka kesempatan sebesar-besarnya, tidak hanya untuk pengusaha level nasional, tapi juga daerah,” terangnya.
Setelah syarat terpenuhi, Shell akan berinvestasi di peralatan utama (fuel system dan electrical) sedangkan mitra menyediakan tanah, bangunan, pengurusan izin pembangunan, dan mengelola SPBU.
Mengutip situs resmi Shell, estimasi jangka waktu pengembalian modal SPBU berkisar 4 hingga 6 tahun tergantung dari kinerja penjualan.
Salah satu mitra SPBU Shell, Iskandar Simarmata, mengaku bisnis SPBU masih menguntungkan mengingat besarnya kebutuhan bensin untuk transportasi.
Ia sendiri saat ini memiliki lima SPBU di Tangerang Selatan, Jakarta, dan Malang. Selain mendapatkan keuntungan dari margin penjualan, ia juga meraup cuan dari bisnis di luar penjualan BBM (non fuel retail/ NFR) seperti minimarket, coffee shop, dan ATM.
“Kami sebagai dealer diberikan keleluasaan untuk NFR yang dapat menambah cuan selain dari SPBU itu sendiri. Akhirnya, kami bermitra dengan UMKM lokal dengan kami menyediakan lahan,” ujar Iskandar.
Hingga April 2023, Shell memiliki 209 SPBU di lima provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Sebanyak 30 SPBU di antaranya dari Program Kemitraan Dealer di mana separuhnya berada di kota lapis kedua seperti Cirebon, Cilegon dan Karawang.
[Gambas:Video CNN](sft/sfr)