Business

Nasib Perusahaan Batu Bara Usai Transisi Energi Berakhir

Nasib Perusahaan Batu Bara Usai Transisi Energi Berakhir –Nasib Perusahaan Batu Bara Usai Transisi Energi Berakhir 7007834.

Jakarta, RMOL – Upaya pemerintah mengejar net zero emission sampai pada tahun 2060 terus dilakukan. Pelaku industri pun terus berbenah dan gencar mendukung upaya pemerintah untuk melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan atau ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Hal ini tentu mengancam keberlangsungan bisnis industri komoditas, khususnya batu bara. Banyak perusahaan batu bara mulai putar otak untuk terus bertransformasi atau melakukan diversifikasi usaha demi menjaga bisnis perusahaan ke depan tetap kuat.

Namun, kemana industri batu bara akan berlabuh, jika masa transisi energi benar-benar berakhir?

Direktur PT Bayan Resources, Alexander Ery Wibowo mengungkapkan, jika transisi energi benar-benar berakhir, dan komoditas batu bara sudah tidak dilirik, kemungkinan banyak yang beralih ke petrochemical.

“Masa depan industri batu bara setelah transisi energi berakhir sulit dijawab, tapi kelihatan saat ini bisa jadi industri petrochemical, ini yang terjadi di bidang pertambangan, batu bara,” jelas Alexander dalam Green EconomicForum2023, Senin, (22/5/2023).

Untuk itu lanjutnya perlu kolaborasi yang dilakukan perusahaan batu bara untuk mencari bentuk bisnis yang memungkinkan, ketika batu bara tidak lagi diperlukan untuk sumber daya.

Perusahaan di industri batu bara sendiri lanjutnya tetap komit mendorong program pemerintah menuju net zero emission 2060, meskipun status batu bara masih menjadi tulang punggung di beberapa negara.

Menurut Alexander batu bara masih sangat dibutuhkan di beberapa negara dan telah menjadi backbone di Asia seperti di Indonesia, Philipina, Cina, dan India.

Dengan fungsinya sebagai sumber energi listrik dan energi lainnya, tentunya penggunaan baru bara belum bisa sepenuhnya dihilangkan. Terlebih batu bara menjadi komoditas andalan, khususnya di Indonesia.

Alexander bahkan menyebut kekayaan alam batu bara di 2022 masih tercatat sebanyak 31,8 miliar ton.

“Butuh waktu sesuai teknologi dan investasi secara keekonomisan. Kami percaya nanti akan ada perkembangan teknologi yang bisa tercapai karena periode jauh, kesempatan tetap ada, tapi pelaku penambang harus bisa kelola sebaik mungkin untuk melakukan green ekonomi,” terangnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Begini Potret Wanita Tangguh di Balik Tambang Batubara

(dpu/dpu)


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button