Harga Batu Bara Masih Lesu, Sahamnya Gimana Hari Ini?

Harga Batu Bara Masih Lesu, Sahamnya Gimana Hari Ini? –
Jakarta, RMOL.CO – Saham emiten batu bara terpantau tidak kompak dengan mayoritas melemah pada perdagangan sesi I Jumat (26/5/2023), di tengah kembali jatuhnnya harga batu bara acuan dunia.
Per pukul 09:34 WIB, dari 20 saham batu bara RI, sepuluh saham terpantau melemah, enam saham menguat, dan empat saham cenderung stagnan.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 5.225 | -3,69% |
ABM Investama | ABMM | 2.890 | -2,03% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 312 | -1,89% |
MNC Energy Investment | IATA | 65 | -1,52% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 70 | -1,41% |
Bayan Resources | BYAN | 18.775 | -0,66% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 770 | -0,65% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 3.690 | -0,54% |
Indika Energy | INDY | 1.855 | -0,54% |
United Tractors | UNTR | 23.450 | -0,21% |
Atlas Resources | ARII | 151 | 0,00% |
Bukit Asam | PTBA | 3.010 | 0,00% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 665 | 0,00% |
TBS Energi Utama | TOBA | 386 | 0,00% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 23.900 | 0,42% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 5.225 | 0,48% |
Harum Energy | HRUM | 1.290 | 0,78% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.150 | 1,42% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 56 | 1,82% |
Bumi Resources | BUMI | 111 | 1,83% |
Sumber: RTI
Saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) menjadi saham batu bara yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 3,69% ke posisi Rp 5.225/saham.
Sedangkan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini yakni melonjak 1,83% menjadi Rp 111/saham.
Saham batu bara RI yang bervariasi pada sesi I hari ini terjadi di tengah masih lesunya harga batu bara acuan dunia hingga kemarin. Pada perdagangan Kamis kemarin, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup ambruk 6,33% di posisi US$ 140,5 per ton.
Harga penutupan kemarin adalah yang terendah sejak 2 November 2021 atau 29 bulan terakhir.
Pelemahan ini memperpanjang tren negatif pasir hitam yang juga ambruk pada dua hari perdagangan sebelumnya. Dalam tiga hari tersebut harga batu bara ambles 14%.
Bila dihitung sejak awal tahun maka harga batu bara sudah ambles 63,9%. Bila dibandingkan dengan harga tertingginya pada 5 September 2022 (US$ 463,75) maka harga pasir hitam sudah jeblok 69,7%.
Harga batu bara terus melemah karena lesunya permintaan, pasokan cukup, serta harga gas ambruk.
Dikutip dari Reuters, kepala kantor ekonom Australia memperkirakan pasokan dari Australia akan melonjak 7,8% pada tahun ini sementara ekspor dari Indonesia diperkirakan meningkat 2,4%.
Sementara itu, impor dari Asia meningkat 2,3% pada tahun ini mencapai 852 juta ton. Sebaliknya, ekspor ke Eropa akan anjlok 15%.
Kawasan Asia diharapkan menjadi penyelamat harga batu bara sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi mereka.
China, India, Filipina, dan Vietnam kini menjadi importir utama dengan porsi 53% dari impor batu bara dunia pada Januari-April 2023. Jumlah tersebut naik dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu yakni 40%.
Sebaliknya, Eropa sudah tidak akan menentukan lagi harga batu bara sejalan dengan melemahnya harga gas.
Gas dan batu bara adalah dua komoditas yang saling mengganti dan harganya saling mempengaruhi.
Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) terus melandai hingga menyentuh 25,45 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin. Harganya ambruk 8,4% sehari dan 14,6% sepekan.
Dengan harga gas yang semakin turun maka batu bara semakin ditinggalkan karena banyak yang lebih berpaling ke gas, terutama di Eropa.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan RMOL.CO Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Saham Batu Bara RI Loyo, Pesta Pora Sudah Berakhir?
(chd/mkh)