Erick Thohir Diminta Tunda Merger BUMN Karya:
Erick Thohir Diminta Tunda Merger BUMN Karya: –

Menteri BUMN Erick Thohir bakal mengkonsolidasikan BUMN Karya dari awalnya 9 perusahaan menjadi 4. Sebagai contoh, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan digabung dengan PT Hutama Karya (Persero).
Meski begitu, dia tidak terima BUMN Karya disebut sebagai perusahaan negara yang bangkrut dan banyak utang. Dia mencontohkan proyek jalan tol sebelumnya, diambil alih BUMN kondisinya mangkrak, namun saat ini pembangunan jalan tol sudah dilakukan BUMN Karya memberikan dampak positif.
Menanggapi pernyataan Erick, Pengamat BUMN Herry Gunawan menjelaskan jika BUMN Karya digabung jadi 4 perusahaan, berarti utang perusahaan-perusahaan tersebut akan digabung di perusahaan tersisa.
Karena itu mestinya biarkan BUMN karya menyelesaikan masalahnya dulu sendiri. Kalau sudah bersih, baru dikonsolidasikan biar tidak mengotori yang lain,” kata Herry kepada kumparan, Jumat (26/5).
Herry menilai penugasan BUMN Karya seperti pembangunan jalan tol berada di luar kapasitas sehingga menyebabkan utang menumpuk jadi sangat besar, sementara penghasilannya rendah atau jauh dari memadai.

“Bahkan sudah banyak yang jual aset jalan tol yang ketika dibangun menjadi sumber utang baru. Kalau sudah begitu beban berat akan lari ke APBN karena akan dipaksa kasih PMN. Ini multiplier effect dari bencana yang terjadi di BUMN Karya,” tutur Herry.
Salah satu BUMN Karya yang suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) ditunda adalah Waskita Karya senilai Rp 3 triliun. Penundaan tersebut sampai ada kejelasan restrukturisasi dari perseroan.
Senada, Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management FEB UI, Toto Pranoto, menilai perlu alternatif pendanaan BUMN Karya apabila PMN ditunda seperti percepatan divestasi aset Waskita Karya, mengundang investor strategis, atau mengoptimalkan aset ke Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
“Tidak bisa dengan model misal WSKT hanya di gabung saja dengan Hutama Karya misal, karena Hutama Karya juga sedang fokus bangun tol Sumatra. Jadi perlu ada penyegaran dari sisi penambahan equity,” tutur Toto.
Toto mencermati merger BUMN Karya bisa menjadi alternatif meningkatkan daya saing. Dengan Jumlah aset dan ekuitas yang meningkat menjadi poin tambahan saat negosiasi dengan kreditur.
“Demikian pula spesialisasi setiap BUMN Karya ini bisa difokuskan sehingga bisa dihindarkan duplikasi (rebutan pekerjaan), serta bisa sharing berbagai sarana pekerjaan yang memungkinkan meningkatnya efisiensi,” imbuh Toto.