BTPN Bisa Kantongi Rp 4,5 Miliar Tahun Ini dari Paylater

BTPN Bisa Kantongi Rp 4,5 Miliar Tahun Ini dari Paylater –
Jakarta, RMOL.CO – PT Bank BPTN Tbk merambah bisnis buy now pay later (paylater). Anak usaha Sumitomo Mitsui Fiancial Group (SMFG) di Indonesia ini meluncurkan paylater sejak dua bulan lalu atau sekitar Maret 2023.
Wakil Direktur Utama Darmadi Sutanto mengatakan bank menghadirkan layanan tersebut secara mandiri, tanpa berkerja sama dengan perusahaan teknologi berbasis finansial (fintech). BTPN menyediakan plafon maksimal Rp 2,5 juta bagi pengguna Jenius.
Darmadi menjelaskan paylater tersebut akan menjadi gerbang untuk menyediakan kredit bagi nasabah Jenius. “Kalau dari paylater bagus, kita tingkatkan ke personal loan, kalau bagus lagi kita tingkatkan ke kartu kredit,” katanya di sela kunjungan ke kantor RMOL.CO, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Darmadi mengatakan paylater memiliki potensi besar di Indonesia. Jumlah pengguna layanan ini tumbuh sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir.
Kendati menggiurkan, paylater terbilang penyaluran kredit dengan risiko tinggi. Sebagaimana diketahui, kredit macet paylater sempat menyentuh 7%.
Sebagai perbandingan, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) perbankan saat ini hanya 2,49% per April 2023.
Adapun paylater, kata Darmadi, merupakan bisnis yang memiliki pendapatan berbasis komisi. Nasabah yang menggunakan layanan paylater akan dikenakan biaya Rp 15.000 setiap bulan. “Kalau dia tidak pakai paylater di bulan itu, dia tidak perlu bayar Rp 15.000,” katanya.
Darmadi mengatakan bahwa saat ini lebih kurang 25.000 nasabah jenius menggunakan layanan paylater. BTPN menargetkan dapat merangkul 100.000 nasabah pada tahun ini.
“Kalau tahap awal ini, perhitungan kami nasabah yang memenuhi ketentuan pakai paylater sekitar 400.000,” katanya.
Sementara itu saat ini total nasabah Jenius telah mencapai lebih dari 4,2 juta dengan pengguna aktif sekitar 60% di antaranya. Bila berasumsi 25.000 nasabah tahap pertama paylater menggunakan layanan tersebut setiap bulan setahun penuh, maka total pendapatan komisi yang bisa dikantongi BTPN sebesar Rp 4,5 miliar.
Apabila layanan ini dapat mencapai target 100.000 pengguna paylater, maka potensi pendapatan komisi dari layanan tersebut senilai Rp 18 miliar. Kemudian dengan asumsi paling percaya diri, di mana 400.000 nasabah yang memenuhi ketentuan menjadi pengguna aktif paylater, maka potensi pendapatan mencapai Rp 72 miliar.
Bila melihat pendapatan berbasis komisi BTPN per Maret 2023, angka tersebut terbilang besar. Secara konsolidasi pendapatan berbasis komisi BTPN pada periode tersebut senilai Rp 207,8 miliar.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Kayak Mimpi, Ini Yang Bikin Harta Jerry Ng Raib Rp 39 T
(mkh/mkh)