rmolFinance

Harga Batu Bara Jatuh, RI Butuh China & 3 Dewa Penyelamat

Harga Batu Bara Jatuh, RI Butuh China & 3 Dewa Penyelamat –Harga Batu Bara Jatuh RI Butuh China 3 Dewa 6612588.

Jakarta, RMOL.CO – Harga batu bara babak belur pada pekan ini. Pasir hitam kini berharap pada China, India, Vietnam, dan Filipina untuk bisa menguat ke depan.

Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (26/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 140,65 per ton. Harganya menguat tipis 0,11%.

Penguatan ini menjadi kabar baik setelah pasir hitam ambruk pada empat hari perdagangan sebelumnya.

Kendati menguat kemarin, harga batu bara jeblok 11,74% sepekan. Artinya harga batu bara sudah melemah dalam lima pekan beruntun.


Pelemahan 11,74% juga menjadi yang terburuk sejak 3 Februari 2023 atau 16 pekan terakhir. Harga penutupan pada Jumat kemarin juga berada di level terendahnya sejak awal November 2021 atau 29 bulan terakhir.

Bila dihitung sejak awal tahun maka harga batu bara sudah ambles 63,9%.

Harga batu bara diproyeksi masih suram ke depan karena melemahnya permintaan dan ambruknya harga gas. Harga gas alam Eropa juga jeblok 18% sepekan.

Perbaikan harga batu bara kini hanya bisa berharap dari empat negara Asia yakni China, India, Vietnam, dan Filipina untuk bisa menguat ke depan.

Data Kpler menyebut empat negara tersebut menjadi pasar terbesar batu bara pada tahun. Share impor ke empat negara tersebut setara dengan 53% impor global pada Januari-April 2023.

Share mereka naik signifikan dibandingkan 40% pada Januari-April 2022.


Batu bara merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Share ekspor batu bara ke total ekspor sekitar 19% sehingga naik turunnya harga batu bara akan sangat menentukan kinerja ekspor Indonesia.

China, India, Vietnam, dan Filipina juga merupakan pasar utama RI sehingga perbaikan permintaan dari negara tersebut akan sangat menentukan kinerja ekspor Indonesia.

1. China

China adalah konsumen terbesar batu bara Indonesia dan juga pasar utama batu bara Indonesia. Permintaan dari Tiongkok semula diharapkan naik tajam setelah pelonggaran kebijakan Covid-19 tetapi justru harapan tersebut belum terwujud.

Impor China sebenarnya melonjak 88,8% pada Januari-April 2023 menjadi 140 juta ton.

Namun, lonjakan impor diprediksi sulit terulang karena produksi dalam negeri yang terus meningkat serta aktivitas industri yang masih adem.

Cuaca di sejumlah wilayah China juga diperkirakan tidak akan sepanas pada musim panas lalu sehingga penggunaan listrik akan berkurang.

Produksi batu bara China naik 4,5% menjadi 380 juta ton pada April 2023. Secara kumulatif, produks batu bara China melonjak 4,8% pada Januari-April 2023 menjadi 1,53 miliar ton.

Impor China memang naik tajam pada periode April tetapi dikhawatirkan melandai sejalan dengan lesunya ekonomi.

2. India

India adalah konsumen terbesar batu bara kedua di dunia setelah China dengan size ekonomi yang sangat besar. Dengan laju ekonomi yang kencang, India juga membutuhkan pasokan listrik yang besar.

Kebutuhan listrik di India diperkirakan akan mencapai puncak pada Juni tahun ini hingga menembus 229 giga watt (GW). Naik dibandingkan Juni pada tahun sebelumnya menjadi 215GW.

India sebenarnya sudah menaikkan produksi batu bara pada tahun ini tetapi tidak cukup menutupi kebutuhan

Produksi batu bara mencapai 893,08 juta ton pada 2022/2023. Melonjak 22,6% dibandingkan lima tahun lalu. Produksi batu bara diproyeksi naik 1,012 miliar ton pada 2023/2024.

Impor batu bara India menembus 254 juta ton pada tahun fiskal 2022/2023. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan pada 2021/2022 yang tercatat 208,9 juta ton.

3. Vietnam

Penggunaan listrik di Vietnam diperkirakan akan melonjak pada tahun ini sejalan dengan peningkatan ekspor. Produksi listrik dari pembangkit batu bara di Vietnam menembus rerkor tertingginya dalam 20 bulan pada Maret 2023.

Total produksi dan impor listrik Vietnam diperkirakan mencapai 284,5 miliar kilowatt hours (kWh) pada tahun ini, naik 16 miliar kWh dibandingkan 2002.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik, Vietnam diperkirakan akan mengimpor batu bara sebesar 13,2 juta ton pada tahun ini.

Kementerian Batu bara dan Industri Mineral Vietnam juga memperkirakan permintaan batu bara akan tumbuh 6,1% dalam tiga tahun ke depan menjadi 115 juta ton pada 2025, dari 108 juta ton pada 2022.


4. Filipina

Ekonomi Filipina diperkirakan tumbuh cepat pada tahun ini sehingga kebutuhan listrik akan meningkat.  Laporan Global Energy Monitor(GEM) menyebut kapasitas pembangkit batu bara di Filipina bahkan naik dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Filipina adalah salah satu pasar batu bara dengan perkembangan yang paling pesat, termasuk bagi Indonesia. Dari sisi volume, Filipina adalah pembeli terbesar kedua bagi batu bara Indonesia Januari-April tahun ini dengan jumlah 11,08 juta ton.

Data Kpler menunjukkan sepanjang Januari-April 2023, impor batu bara dari kawasan Asia Tenggara sudah melonjak 18%.

Impor dari kawasan Asia Tenggara mencapai 100 juta ton per tahun. Kenaikan rata-rata impor batu bara dari kawasan tersebut mencapai 14% per tahun.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor China yang mencapai 3% dan India sebesar 13%.  Filipina adalah importir terbesar disusul oleh Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Banyak Kabar Buruk dari China & Eropa, Harga Batu Bara Loyo?

(mae/mae)


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button